Tour De Entete Stage 10, As The Wheels Stop Turning, The Memories Keep Rolling
Sobatpora, Etape terakhir Tour de Entete 2025 yang berlangsung pada Minggu, 21 September 2025, menjadi penutup yang emosional dan penuh semangat bagi para peserta dan masyarakat Nusa Tenggara Timur. Start dimulai dari halaman Kantor Bupati Manggarai di Ruteng, di mana sebanyak 67 pembalap dilepas secara resmi oleh Wakil Bupati Manggarai, Fabianus Abu. Ribuan warga tumpah ruah di jalanan kota untuk menyaksikan momen pelepasan ini, menciptakan atmosfer haru dan kebanggaan yang luar biasa. Tidak sedikit warga yang meneteskan air mata, melihat kampung halaman mereka menjadi tuan rumah ajang balap sepeda internasional yang bergengsi. Para pembalap memulai perjalanan mereka melalui rute ikonik kota Ruteng, melintasi Jalan Motang Rua, Adi Sucipto, Satar Tacik, Ahmad Yani, dan Gereja Katedral Lama, sebelum akhirnya melaju menuju Labuan Bajo, destinasi akhir sepanjang kurang lebih 136 kilometer. Etape ini bukan sekadar penutup, melainkan klimaks dari perjalanan panjang yang telah mereka tempuh selama sepuluh hari, melintasi tiga pulau besar yakni Timor, Sumba, dan Flores, dengan total jarak lebih dari 1.500 kilometer. Rute Ruteng–Labuan Bajo dikenal sebagai salah satu yang paling menantang, dengan kontur jalan yang naik turun dan pemandangan alam yang menakjubkan. Di tengah medan yang sulit, para pembalap harus mengerahkan seluruh sisa tenaga dan strategi untuk mengamankan posisi di klasifikasi akhir. Sorotan tertuju pada nama-nama seperti Youcef Reguigui dari Madar Pro Cycling Team, Lois Buffin dari Team Kronospeed Paris, dan Matej Drinovec dari Nex Velofit Team, yang tampil dominan di etape sebelumnya dan berpeluang besar menyapu gelar di klasifikasi umum. Namun bukan hanya pembalap asing yang mencuri perhatian. Rider muda Indonesia, Muhammad Syelhan Nurrahmat dari Garuda Development Team, tampil konsisten dan menjadi harapan publik tanah air untuk bisa bersaing di level tertinggi. Kehadiran para pebalap dari ASEAN dan tuan rumah Indonesia menjadi simbol bahwa Tour de Entete bukan hanya ajang persaingan, tetapi juga panggung kolaborasi dan pengembangan talenta balap sepeda di kawasan. Labuan Bajo sebagai titik akhir tidak hanya menjadi lokasi penutupan lomba, tetapi juga simbol harapan akan masa depan sport tourism di Indonesia. Dengan latar pesona bahari dan daya tarik wisata kelas dunia, etape terakhir ini menjadi bukti nyata bahwa olahraga bisa menjadi medium promosi destinasi unggulan. Tour de Entete membuktikan bahwa NTT tidak hanya kaya akan keindahan alam, tetapi juga siap menjadi tuan rumah event internasional berskala besar. Menjelang garis finis di Labuan Bajo, semangat para pembalap tak pernah surut. Penonton kembali menyambut mereka dengan antusiasme tinggi, menjadikan etape ini sebagai perayaan bersama atas keberhasilan dan perjuangan. Di akhir perlombaan, pemenang dari berbagai klasifikasi akan diumumkan, namun di balik angka dan catatan waktu, yang paling penting adalah makna dan kenangan yang tercipta selama perhelatan ini. Tour de Entete 2025 bukan hanya catatan dalam kalender olahraga, melainkan bagian dari perjalanan panjang untuk memajukan pariwisata, memperkenalkan NTT ke mata dunia, dan menyatukan masyarakat lewat semangat sportivitas. Ketika semua pembalap melintasi garis finis, bukan hanya medali yang mereka bawa pulang, tapi juga kisah, pelajaran, dan kebanggaan yang tak ternilai. “As the wheels stop turning, the memories keep rolling”, Salam Olahraga!.(Oks) #sporttourism #tourdeentete2025 #disporantt